28 September 2007

Kebutuhan Dokter Anak Perlu Ditingkatkan

Kesehatan Balita
Kebutuhan Dokter Anak Perlu Ditingkatkan

BANTUL, KOMPAS - Masalah kesehatan anak usia bawah lima tahun dinilai memerlukan perhatian dan penanganan khusus. Saat ini semakin banyak temuan kasus kesehatan anak di Bantul, terutama pascagempa, yang tidak diimbangi ketersediaan tenaga medis khususnya dokter anak.

Beberapa temuan kasus itu, antara lain, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), infeksi saluran pencernaan, gondongan, gizi buruk, demam berdarah, dan cacar air. Sering kali penyakit ini tidak segera ditangani sehingga berujung pada jatuhnya korban jiwa.

"Inti masalah kurangnya akses masyarakat pada pelayanan kesehatan. Lebih khusus lagi, kepada dokter anak," ujar Sukman Tulus Putra, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Rabu (13/12) di Bantul.

Sukman menggambarkan, saat ini perbandingan ketersediaan dokter anak di Indonesia baru sekitar 2,4 dokter untuk tiap 100.000 balita. Hal ini jauh dari kondisi ideal yang mensyaratkan sekitar 40 dokter anak untuk jumlah balita yang sama. Salah satu kendala kurangnya lulusan spesialis kodekteran anak di Indonesia, hanya sekitar 100- 150 orang per tahun.

Agar masalah kesehatan anak ini bisa tertangani dengan baik, IDAI mencoba menerapkan sistem desa binaan. Peresmian peluncuran program ini sekaligus dinyatakan dalam acara pemberian bantuan rumah dan fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) di Dusun Sukun, Patalan, Jetis, Bantul, Rabu.

Dipilihnya Dusun Sukun sebagai wilayah binaan dikarenakan letaknya yang cukup strategis dan mampu menjangkau wilayah lain. Diharapkan, dusun ini menjadi pusat pemantauan kesehatan anak di sekitar Kecamatan Jetis yang merupakan salah satu kecamatan dengan kerusakan gempa terparah.

"Melalui desa binaan ini, kami bisa mengawasi tingkat tumbuh kembang anak, perbaikan gizi, kematian bayi, atau kematian ibu hamil secara lebih mudah," kata Koordinator Pengabdian Masyarakat IADI DIY Soeroyo Macfudz.

Selain di Jetis, program desa binaan ini telah dilaksanakan di Kecamatan Kasihan, Bantul. Selain itu, untuk wilayah Kabupaten Sleman terdapat di Kecamatan Gamping, Godean, dan Berbah.

Beberapa hal yang ditekankan dalam program ini adalah pengenalan masalah kesehatan anak secara lebih dalam dan proses pendidikan bagi masyarakat untuk tanggap bila terjadi kasus kesehatan anak. (AB2)

Tidak ada komentar: